teoriini ditunjang oleh kenyataan, bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lain bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk, tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati, jadi, teori ini beranggapan atau menjelaskan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya ( tanpa awal dan tanpa akhir
ο»Ώ- Para astronom meneliti berbagai teori tentang penciptaan alam semesta. Meski ada beberapa pemikiran, namun salah satu teori yang terkenal adalah Teori Big Bang atau ledakan Space, teori Big Bang adalah penjelasan utama tentang bagaimana alam semesta dimulai. Baca juga NASA Bangun Teleskop Super Mahal untuk Selidiki Misteri Big Bang Apa itu teori Big Bang? Teori Big Bang mengatakan bahwa alam semesta ini dimulai dari satu titik tunggal yang sangat panas dan padat kemudian mengembang hingga membentang jauh. Alam semesta setelah meledak itu mengembang dengan kecepatan yang tak terbayangkan, tapi kemudian kecepatannya mengecil menjadi lebih terukur. Pengembangan itu telah berlangsung selama 13,8 miliar tahun. Bahkan sekarang juga masih mengembang. Melansir NASA, 17 Maret 2021, ide big bang ini muncul pada 1927 dari seorang astronom bernama Georges mengatakan bahwa dahulu kala, alam semesta dimulai hanya sebagai satu titik. Dia mengatakan alam semesta membentang dan meluas hingga menjadi sebesar sekarang, dan itu bisa terus meregang. Hanya dua tahun kemudian, seorang astronom bernama Edwin Hubble memperhatikan bahwa galaksi lain sedang menjauh dari galaksi tempat manusia tinggal, meski tidak semua. Galaksi terjauh bergerak lebih cepat daripada yang dekat dengan galaksi ini. Hal itu membuktikan apa yang dipikirkan Lemaitre. Jika hal-hal bergerak terpisah, itu berarti bahwa dulu, semuanya telah berdekatan. Ketika alam semesta dimulai, panasnya sekitar 5,5 miliar derajat celcius. Saat itu alam semesta hanya terdiri atas partikel kecil bercampur dengan cahaya dan energi. Tidak seperti yang dilihat sekarang. Baca juga 4 Teori Terbentuknya Alam Semesta
Menurutteori Big Bounce, Big Bang dan Big Crunch adalah suatu proses kehidupan semesta yang berupa siklus. Semesta tercipta lewat Big Bang, mengembang, menyusut, mati dalam bentuk Big Crunch hingga akhirnya terlahir kembali lewat Big Bang. Big Crunch akan selalu diikuti Big Bang. Kebenaran Big Bounce sangat tergantung dari ada tidaknya Big Crunch. - Terdapat banyak teori tentang proses pembentukan bumi. Proses pembentukan bumi menurut teori Big Bang adalah bagian dari pembentukan alam semesta karena terjadi ledakan dahsyat. Selain Big Bang, masih terdapat teori-teori lainnya, yaitu Planetesimal, Pasang Surut, Awan Debu hingga sebagai tempat hidup manusia berada di tata surya yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan delapan planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi delapan delapan planet tersebut ialah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Semula Pluto juga dikategorikan sebagai planet yang mengelilingi matahari kita. Namun, Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai planet sejak 2006Dalam studi Geografi, bumi dideskripsikan sebagai salah satu dari banyaknya planet yang ada dalam tata surya, tepatnya berada di Galaksi Bima tata surya kita berada di tepi galaksi Bima Sakti dengan usia diperkirakan sudah mencapai 4,6 miliar tahun. Adapun Bima Sakti yang memiliki miliaran bintang serupa matahari, hanya salah satu dari sejumlah galaksi yang sudah dikenali, selain Magelan, Andromeda dan Modul 3 Geografi Planet Bumi Sebagai Ruang Kehidupan 20171-2, Ema Wahyuni dan kawan-kawan menerangkan, bumi menyerupai bola besar yang hampir dua pertiganya terdiri dari air dan sisanya daratan. Komposisi keduanya memungkinkan kehidupan bisa berlangsung di bumi. Selain itu, ada juga unsur seperti atmosfer bumi, jarak tepat dengan matahari, dan berbagai sumber daya yang menambah kemungkinan makhluk bisa bertahan hidup. Menurut Kustopo dalam buku Modul 3 Geografi Bumi Tempat Kita Hidup 20184, pembentukan bumi ternyata tidak terlepas dari proses munculnya tata surya atau jagat raya. Dengan kata lain, bumi tidak bisa dilepas dari susunan tata surya beserta aspek-aspek di sekitarnya, seperti planet lain, galaksi lain, dan matahari. Teori-teori Proses Pembentukan Bumi Beberapa ahli menjabarkan tentang proses pembentukan bumi pertama kali dengan pendapat atau teorinya masing-masing. Lantas, apa saja teori tersebut dan pengertiannya? 1. Teori Big Bang Ledakan BesarPada 1956, Fred Hoyle menerangkan bahwa seluruh benda yang kini ada di tata surya terbentuk dari peristiwa tabrakan dua bintang kembar yang akhirnya meledak. Teori ini juga sering disebut β€œteori bintang kembar”. Ledakan tersebut menyebabkan seluruh unsur bintang pecah menjadi debu-debu angkasa. Satu unsur terkuat saat itu adalah matahari dengan gaya gravitasinya. Debu yang berserakan mulai bersatu menjadi planet dan asteroid. Salah satu planet yang terbentuk adalah bumi. 2. Teori PlanetisimalPendapat ini dikemukakan oleh Forest Ray Moulton dan Thomas Crowder Chamberlin. Mereka menyatakan tata surya ada karena benda padat berukuran kecil planetisial yang secara konsisten mengelilingi inti bersuhu tinggu. Planet kecil tersebut akhirnya ada yang menyatu dan menjadi planet-planet yang ukurannya lebih besar, salah satunya bumi. Sedangkan, inti dengan suhu tinggi tadi menjadi matahari. 3. Teori Pasang SurutHipotesa ini diungkapkan dua orang astronom, yakni James Hoowod dan Harold Jeffreys. Matahari disebutkan sebagai satu-satunya unsur yang ada dalam tata surya. Seluruh planet yang kini ada, salah satunya bumi, tercipta karena adanya serpihan matahari yang lepas. Gravitasi bintang lain dan matahari juga bintang saling tarik menarik hingga menghempaskan serpihan. Bentuk awalnya menyerupai susunan cerutu panjang yang secara konsisten mengelilingi matahari hingga akhirnya mendingin dan menjadi planet. 4. Teori Awan DebuAlam semesta dahulu terdiri dari kumpulan awan besar yang unsurnya terbentuk dari debu dan gas. Carl Friedrich von Weizsacker dan Gerard Peter Kuiper sebagai pelopor teori ini mengungkapkan, ada ketidakteraturan gaya tarik menarik di awan tersebut. Gaya tersebut lama-kelamaan kosisten bergerak cepat dan teratur hingga membentuk matahari sebagai inti piringan. Di bagian luar inti, terdapat beberapa planet yang juga terbentuk dari proses pergerakan awan besar. 5. Teori Nebula Filsuf Jerman, Imanuel Kant, mengungkapkan proses pembentukan tata surya diawali dari nebula gas bersuhu tinggi dan berputar secara lambat. Pergerakan tersebut menyebabkan munculnya inti energy yang disebut sebagai inti massa di tempat berbeda. Inti paling besar terdapat di tengah tata surya menjadi matahari dan inti-inti kecil di sekitarnya mulai membentuk jadi planet. Bumi adalah salah satu yang tercipta dari inti kecil tersebut dengan komposisi sesuai. Sedangkan, matahari bersuhu paling tinggi dibanding inti Teori KondensasiTeori ini dikemukakan astronom Belanda, Kuiper pada tahun 1950. Teori ini menyampaikan bahwa tata surya terbentuk karena adanya bola kabut raksasa yang berputar hingga menjadi cakram raksasa. - Sosial Budaya Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Dipna Videlia PutsanraPenyelaras Ibnu Azis

LooodsLoouuuds - Pour tΓ©lΓ©charger le mp3 de Jelaskan Proses Terjadinya Bumi Menurut Teori Semesta Quantum, il suffit de suivre Jelaskan Proses Terjadinya Bumi Menurut Teori Semesta Quantum mp3 If youre considering downloading MP3 files for free, there are several things you need to think about. Firstly, you should always check that the application youre downloading is freeand its compatible for the platform youre using.

- Bumi merupakan satu di antara planet yang ada di susunan tata surya. Berdasarkan pada buku Geografi Paket C "Bumi Tempat Kita Hidup", para ahli astronomi dan geologi menyatakan bahwa bumi telah terbentuk sekitar juta tahun yang lalu. Terbentuknya bumi didasari atas penelaahan paleontologi dan stratigrafi. Saat awal terbentuk, bumi masih berupa bola pijar yang panas dengan suhu permukaan mencapai derajat celcius. Sebab, perputaran serta adanya gas yang menyelubungi bumi, suhu panas tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Secara berangsur-angsur, bagian permukaan bumi mulai mendingin. Proses pendinginan akhirnya membuat bagian luar bumi membeku dan membentuk lapisan kerak bumi atau litosfer. Namun bagian dalam bumi hingga saat ini masih dalam keadaan panas serta berpijar. Selain membentuk kerak bumi, pendinginan massa bumi juga mengakibatkan penguapan yang sangat besar di angkas. Proses ini terjadi dalam waktu jutaan tahun hingga terjadi akumulasi uap serta gas dengan jumlah besar. Pada saat itulah mulai terbentuk atmosfer bumi. Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun akhirnya dijatuhkan sebagai hujan untuk pertama kalinya di bumi dengan intensitas yang tinggi dan waktu yang lama. Air hujan tersebut akhirnya mengisi cekungan di muka bumi dan membentuk perairan laut dan samudra. Saat awal turun hujan yang lebat serta menutup seluruh permukaan bumi, bagian luar planet menjadi relatif dingin. Namun setelah penyerapan serta penguapan, suhu bumi meningkat hingga mencapai suhu bumi saat ini. Meningkatnya suhu bumi disebabkan oleh akresi, kompresi serta disintegrasi. Proses pembentukan lapisan bumi setelah terjadi pendinginan terbagi menjadi tiga, antara lain Tahap saat bumi merupakan planet homogeni atau belum terjadi diferensiasi dan zonafikasi Proses diferensiasi atau pemilahan, saat material yang berat tenggelam menuju pusat bumi, sedangkan material yang lebih ringan bergerak ke permukaan Proses zonafikasi, yaitu tahap ketika bumi terbagi menjadi beberapa zona atau lapisan. Pada video edukasi di channel YouTube Televisi Edukasi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dijelaskan bahwa bentuk permukaan bumi yang tidak rata dipengaruhi oleh tenaga endogen atau tenaga yang berasal dari dalam bumi, seperti vulkanisme, tektonisme serta gempa bumi. Bentuk bumi yang tidak rata ini akhirnya menyebabkan adanya daerah yang tinggi dan rendah. Hingga akhirnya menyebabkan terakumulasinya air ke daerah yang rendah dan menyebabkan tempat yang tinggi menjadi daratan serta daerah yang rendah menjadi samudra. Lapisan luar bumi terus bergerak yang menyebabkan daratan serta samudra juga ikut bergerak, yang akhirnya membentuk suatu relief terdapat lima teori yang menjelaskan bagaimana benua dapat terbentuk, antara lain Teori Konstraksi Teori yang dikemukakan oleh James Dwight Dana dan Ellie De Baumant, seorang ahli geografi dari Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa bumi mulai mengalami pendinginan karena adanya konduksi panas. Hal ini menyebabkan adanya proses pengerutan pada permukaan bumi. Bagian yang menonjol menjadi daratan serta yang berbentuk lekukan terisi oleh air dan menjadi lautan. Teori Laurasio-Gondwana Dikemukakan oleh Eduard Suess, ia menyatakan bahwa awal mula terbentuknya benua karena terdapat dua benua di kutub. Benua tersebut adalah benua Laurasia yang berada di kutub utara serta benua Gondwana yang berada di kutub selatan. Dua benua tersebut terpecah dan tertarik ke ekuator. Hingga akhirnya Gondwana terpecah menjadi Amerika Serikat, Afrika serta Autralia. Sedangkan Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Teori Pergeseran Benua Teori ini dipelopori oleh Alfred Lothar Wegener, ia menyatakan bahwa benua pada mulanya hanya ada satu, yaitu Pangea. Pengaruh dari rotasi bumi akhirnya menyebabkan Pangea terpecah-pecah menjadi beberapa benua yang sekarang ada, yaitu Asia, Eropa, Amerika, Afrika serta Autralia. Teori Pemekaran Samudra Teori yang dikemukanan oleh Harry Hammond Hess ini didasari dari hasil pemotretan satelit di dasar laut serta ekspedisi selam samudra. Melalui teori ini, Hess menyimpulkan bahwa dasar samudra mengalami pemekaran yang berpusat pada igir-igir samudra. Terdapat tiga bukti yang mendukung teorinya, antara lain Di samudra Atlantik, Hindia serta Pasifik selatan, terdapat igir tengah samudra yang memanjang dan bersambung-sambung yang terbuat dari tumpukan lava Di sepanjang tepi benua terdapat palung laut yang memanjang sejajar jalur pegunungan di atas benua Jarak antara Eropa dan Amerika semakin bertambah. Teori Lempeng Tektonik Dikenal juga sebagai teori pergeseran lempeng, teori ini dikemukakan oleh Jason Morgan. Morgan menyampaikan bahwa pusat gempa yang aktif berdampingan sejajar dengan jalur pegunungan. Teori ini merupakan penggabungan teori pergeseran benua dan pemekaran samudra serta hipotesis konveksi pada mantel juga Karena Bumi Bulat, Maka Peta Dunia Sulit Sempurna Rotasi Bumi Bagaimana Terjadinya Siang-Malam Serta Perbedaan Waktu - Pendidikan Kontributor Endah MurniasehPenulis Endah MurniasehEditor Nur Hidayah Perwitasari
GeorgesLemaitre mengemukakan bahwa mengajukan teori bahwa alam semesta bermula dari suatu atom purba tunggal bersifat panas dan padat yang kemudian meledak sehingga alam semesta terbentuk dan mengembang keluar. Teori dari Georges Lemaitre akhirnya dikenal sebagai teori ledakan besar ( big bang theory ). Teori Big Bang / Teori Ledakan Besar
Bagaimana planet – planet terbentuk masih menjadi subjek perdebatan hingga sekarang, karena masih banyak ilmuwan yang tidak yakin mengenai bagaimana planet terbentuk. Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya mencakup perkembangan planet bumi dari awal pembentukannya hingga sekarang. Hampir semua cabang ilmu pengetahuan alam telah berkontribusi untuk memahami peristiwa utama di masa lalu bumi yang ditandai oleh perubahan geologis dan evolusi biologis. Bumi telah terbentuk sejak miliaran tahun lalu, tetapi permukaannya telah banyak mengalami proses perkembangan dan juga perubahan yang berlangsung sepanjang masa, yang sifatnya bisa cepat ataupun adalah gaya dari dalam bumi itu sendiri endogen dan juga gaya dari luar bumi eksogen. Bumi adalah bagian kecil dari sistem galaksi jagat raya ini yaitu galaksi Bimasakti, yang menjadi bagian dari tata surya yang berpusat pada matahari. Galaksi dalam ilmu astronomi berarti sistem yang terdiri dari bintang – bintang, gas dan debu yang sangat luas, dimana anggota galaksi mempunyai gaya tarik menarik atau gravitasi. Masih banyak galaksi lain yang berada di sistem tata surya kita dan Bimasakti bukanlah satu – satunya. Diperkirakan ada sekitar satu miliar galaksi yang ada di seluruh jagat raya. Sejarah terbentuknya bumi juga tidak bisa dilepaskan dari teori – teori pembentukan jagat raya ini. Berikut ini adalah beberapa teori dalam Sejarah Pembentukan Bumi dan Teori Kabut Kant – LaplacePara ahli sejak zaman sebelum Masehi telah banyak meneliti gejala – gejala alam dan menganalisisnya. Sejarah terbentuknya bumi telah menjadi objek kajian para ilmuwan sejak abad ke 18. Teori kabut atau Nebula dikemukakan oleh Immanuel Kant pada 1755 dan Piere de Laplace pada 1796. Teori ini mengemukakan bahwa jagat raya berisi gas yang berkumpul menjadi kabut nebula.Gaya tarik menarik yang terjadi antar gas membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan kemudian berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran tersebut ada materi kabut yang terlepas dan terpisah, lalu memadat karena pendinginan. Bagian inilah yang kemudian membentuk planet – planet dalam tata surya. Dari teori ini dapat diketahui bahwa orbit planet – planet selalu melingkar, semua planet berevolusi hampir pada bidang yang sama kecuali Pluto, dan semua planet tersusun dari unsur yang sama. Ketahui juga mengenai penemuan manusia purba australia dan manusia purba Australopithecus Teori PlanetesimalSatu abad sesudah munculnya teori kabut, dikemukakan teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Mereka berasal dari Universitas Chicago dalam penelitiannya yang berjudul The Origin of The Earth pada tahun 1916. Teori ini mengungkapkan bahwa awalnya sudah ada matahari, yang suatu ketika didekati oleh sebuah bintang besar sehingga terjadi penarikan pada bagian dari tenaga penarikan tersebut, terjadi ledakan – ledakan hebat. Gas dari ledakan ini keluar dari atmosfer matahari dan mengembun menjadi beku sebagai benda padat yang disebut planetesimal. Dalam perkembangannya planetesimal kemudian berubah menjadi planet – planet dan salah satunya adalah sejarah terbentuknya bumi. Hal – hal yang mendukung teori ini adalah bahwa komposisi matahari dan planet – planet tersebut adalah sama, semua planet kecuali Pluto berevolusi hampir pada bidang yang sama di sekeliling matahari, dan semua planet juga tersusun dari unsur – unsur yang Teori Pasang Surut GasTeori Hipotesis Tidal James Jeffreys ini dinyatakan oleh Sir James Jeans dan Sir Herald Jeffreys, dua sarjana Inggris pada 1918 yaitu bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak yang pendek, menyebabkan terjadinya pasang surut di tubuh matahari pada saat matahari masih berada dalam bentuk gas. Pasang surut air laut di bumi berukuran sangat kecil karena pengaruh kecilnya massa bulan dan jarak bulan ke bumi yang sangat jauh sebesar 60 kali radius orbit bumi. Sedangkan jika sebuah bintang yang memiliki massa hampir sama besar dengan matahari mendekatinya, akan terbentuk semacam gunung – gunung gelombang raksasa di tubuh matahari karena gaya tarik dari bintang raksasa gelombang tersebut akan mencapai tingkat luar biasa dan kemudian membentuk semacam lidah pijar yang luar biasa besar, menjulur dan merentang ka arah bintang besar tersebut. Dalam lidah api ini akan terjadi perapatan gas dan pada akhirnya pecah, dan berpisah menjadi benda – benda tersendiri yang menjadi planet. Ketika bintang besar tersebut menjauh, maka pengaruhnya terhadap planet – planet tadi akan menghilang. Planet – planet yang terbentuk akan mengalami proses pendinginan dan berputar mengelilingi matahari. Pada planet besar seperti Jupiter dan Saturnus, proses pendinginan ini akan berjalan lambat sedangkan pada planet kecil seperti bumi akan berlangsung relatif lebih pendinginan berlangsung, planet – planet akan mengelilingi matahari pada orbit yang berbentuk elips sehingga ada kemungkinan besar akan mendekati matahari dalam jarak pendek suatu saat. Akibat tertarik matahari, akan terjadi pasang surut pada tubuh planet – planet yang baru lahir, sehingga kolom – kolom materi pada planet tertarik dan lahirlah bulan atau satelit – satelit yang kemudian juga berputar mengelilingi Teori Bintang KembarPenggagas teori ini adalah seorang ahli astronomi bernama Lyttleton yang menyatakan bahwa galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Ini adalah teori modifikasi dari teori dentuman atau benturan besar. Salah satu dari bintang ini meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak masih memiliki gaya gravitasi yang kuat maka sebaran pecahannya mengelilingi bintang yang tidak meledak tersebut. Matahari adalah bintang yang tidak meledak tersebut, sedangkan pecahannya adalah planet – planet yang mengelilingi. Ketahui juga mengenai ciri zaman arkaekum, sejarah hari lingkungan hidup sedunia, dan pembagian zaman Teori Dentuman Besar Big Bang TheoryDasar teori ini adalah asumsi akan adanya massa yang sangat besar dan memiliki masa jenis sangat besar. Adanya reaksi inti yang berlangsung menyebabkan massa tersebut meledak dengan hebat, lalu mengembang dengan sangat cepat dan menjauhi pusat ledakan. Karena adanya gravitasi, maka bintang yang paling kuat daya gravitasinya akan menjadi pusatnya. Dari berbagai teori para ahli, kebanyakan ilmuwan mendukung teori ini. Mereka menganggap ledakan ini sebagai awal terbentuknya alam Teori Pertambahan IntiSekitar 4,6 juta tahun lalu, sistem tata surya adalah berupa kabut dan gas yang dikenal sebagai nebula yang mulai berputar dan membentuk matahari di pusat nebula tersebut. Dengan kemunculan matahari, sisa material mulai bergabung bersama, diikat oleh gravitasi menjadi partikel yang lebih besar. Angin matahari menyapu bersih elemen yang lebih kecil seperti hidrogen dan helium dan meninggalkan hanya material berbatu, berat untuk membentuk materi seperti bumi. Sementara elemen yang lebih ringan membentuk asteroid, komet, planet dan bulan. Inti bumi terbentuk lebih dulu dan kemungkinan juga pembentukan medan magnet planet bumi pada saat ini. Gravitasi menangkap sebagian gas yang terbuat dari atmosfer planet Teori Disk InstabilityWalaupun teori pertambahan inti bekerja dengan baik untuk planet kecil, namun tidak bekerja dengan tepat untuk planet besar. Menurut simulasi, prosesnya bisa berlangsung selama miliaran tahun, lebih lama daripada gas ringan yang tersedia pada sistem solar kita. Menurut teori baru dalam sejarah terbentuknya bumi ini, kumpulan debu dan gas dibentuk bersama pada awal tata surya. Seiring waktu mereka perlahan membentuk planet raksasa yang dapat membentuk lebih cepat daripada planet lainnya dalam waktu sekitar ribuan tahun, cepat mencapai kestabilan orbit yang mencegah mereka bertabrakan dengan matahari. Ketahui juga mengenai peradaban tertua di dunia dan ciri zaman neozoikum.
Jelaskanproses terjadinya bumi menurut teori semesta quantum - 8760753. Afifa271 Afifa271 06.12.2016 Geografi Sekolah Menengah Atas terjawab Jelaskan proses terjadinya bumi menurut teori semesta quantum 1 Lihat jawaban Iklan
Teori Pembentukan Bumi – Hai, Grameds, Apakah kalian mengenal planet bumi?. Yaps, bumi merupakan planet nomor tiga dalam susunan tata surya. Bumi juga merupakan panet satu-satunya yang dapat dihuni oleh makhluk hidup, yaitu manusia. Wah, menakjubkan ya Grameds, panet yang bernama bumi ini. Nah, agar semakin mengenal planet bumi, maka kita akan membahas proses pembentukan bumi menurut ahli dengan bermacam-macam teori pembentukan bumi itu sendiri. Kemudian perlu juga nih disimak bagian-bagian yang lebih kecil dan rinci dari peristiwa besar tersebut, yaitu susunan interior bumi, pembentukan muka bumi, serta gejala-gejala alam yang terjadi di dalamnya. Berikut penjelasan lengkapnya ya, Grameds. Pengertian Pembentukan BumiTeori Pembentukan BumiContoh Teori Pembentukan Bumi1. Teori Laplace2. Teori Planetisimal3. Teori Tidal4. Teori Georges-Louis Leclerc5. Teori Kuiper6. Teori Weizsacker7. Teori Whipple Fred L8. Teori Pasang Surut Gas9. Teori Ledakan Besar10. Teori Kabut Nebula11. Teori Bintang KembarSusunan Interior Bumi1. Kerak bumi2. Mantel3. IntiProses Pembentukan Muka Bumi1. Proses Endogen2. Proses EksogenJenis-jenis Gejala Geografis dalam KehidupanKesimpulan Bumi merupakan planet yang memiliki tanda-tanda kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Namun, seperti halnya manusia, adanya bumi juga karena proses pembentukan. Inilah yang mendasari bumi dapat menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Proses pembentukan bumi merupakan suatu peristiwa besar yang terjadi selama ribuan tahun. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri, sehingga munculah banyak perdebatan terkait teori pembentukan bumi. Sebab awal mula pembentukan bumi tidak dapat diamati secara langsung maupun diuji oleh para ahli. Teori Pembentukan Bumi Penjelasan tentang asal muasal terbentuknya bumi beserta serangkaian gejala di dalamnya disebut sebagai teori pembentukan bumi. Menurut Littlejohn, teori merupakan suatu konsep yang menjelaskan hubungan antar fenomena secara sistematis. Dengan demikian, maka teori pembentukan bumi merupakan pandangan sistematis yang berisi hubungan fenomena-fenomena terkait proses terjadinya bumi. Melalui berbagai penelitian yang dilakukan, para ilmuwan mencoba untuk menjawab hipotesis dari pertanyaan-pertanyaan terkait pembentukan bumi. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya berbagai macam teori. Teori pembentukan bumi tersebut kemudian menjadi rujukan para ahli geografis untuk mendalami sifat-sifat yang terkandung dalam bumi itu sendiri. Nah, selanjutnya kita bahas contoh-contoh teori pembentukan bumi ya, Grameds. Contoh Teori Pembentukan Bumi Teori pembentukan bumi mencoba menjelaskan bagaimana awal mula bumi ada ya, Grameds. Nah, beberapa ilmuwan banyak menyatakan pendapatnya berdasarkan sebuah kajian, penelitian, pengamatan serta gejala-gejala yang timbul. Berikut beberapa ulasan terkait teori-teori pembentukan bumi 1. Teori Laplace Teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar matematika dan astronomi berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre Simon Marquis de Laplace. Teori ini muncul pada tahun 1796 di Perancis. Menurut Laplace, bumi terbentuk dari gumpalan gas panas yang berputar-putar pada sebuah pusat peredaran. Setelah itu terbentuklah sebuah cincin-cincin gas di sekelilingnya yang kemudian terlempar atau bergerak menjauh. Hingga akhirnya cincin-cincin yang bergerak menjauh tersebuh mengalami pendinginan membentuk bola raksasa. Kemudian bola raksasa inilah yang disebut sebagai bumi. 2. Teori Planetisimal Seorang ahli yang berasal dari Amerika, Forest Ray bersama Chamberlain yaitu seorang ahli geologi menjelaskan proses pembentukan bumi. Menurut keduanya, matahari terbentuk terlebih dulu sebagai pusat peredaran dengan massa gas yang cukup besar. Kemudian melintaslah sebuah bintang dengan kecepatan maksimum di sekitar area matahari. Hal ini menyebabkan adanya tarikan antara partikel-partikel gas matahari dengan bintang tersebut. Sebagian massa gas bertahan mengelilingi matahari akibat gaya gravitasi, sedangkan bagian lainnya terlempar menjauh ke luar lintasan bintang. Massa gas yang mengelilingi mathari akhirnya mengalami pendinginan, hingga terbentuklah sebuah planetisimal atau cincin. Dari planetisimal inilah terjadi gaya tarik menarik yang cukup besar pada massa gas. Akibat daya tarik tersebut planetisimal menjadi padat. Hingga akhirnya membentuk sebuah planet, salah satunya planet kita sekarang, yaitu bumi. 3. Teori Tidal Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama James Jeans dan Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918 silam. Menurut teori tidal, pembentukan bumi terjadi akibat massa gas matahari mengalami tarik menarik akibat bergesekan dengan bintang yang cukup kuat. Dari hasil tarik menarik ini, sebagian massa bergerak ke arah luar membentuk cerutu. Bagian yang berbentuk cerutu inilah akhirnya mengalami pendinginan. Proses pendinginan mengakibatkan bentuk gas menjadi gumpalan-gumpalan bola. Kemudian gumpalan-gumpalan bola inilah yang disebut sebagai planet, salah satunya bumi. 4. Teori Georges-Louis Leclerc Seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis Georges, dan Comte de Buffon, menjelaskan proses pembentukan bumi berasal dari tumbukan komet dengan matahari. Hal ini menyebabkan sebagian massa matahri terpental jauh hingga terbentuklah suatu planet. Pendapatnya ini disampaikan pada tahun 1778, kemudian banyak diterima oleh kalangan ilmuwan lainnya. 5. Teori Kuiper Gerald P. Kuiper dalam sebuah teori pembentukan bumi menyatakan bahwa pada awalnya terdapat nebula yang sangat besar dengan bentuk mirip piringan cakram. Adapun pusat piringan cakram tersebut disebut sebagai protomatahari. Sedangkan bagian yang mengelilingi protomathari disebut sebagai protoplanet. Pusat piringan menjadi sangat panas dan berpijar. Namun, protoplanet mengalami gejala pendinginan hingga akhirnya menggumpal membentuk planet. Inilah asal mula planet bumi terbentuk. 6. Teori Weizsacker Carl Friedrich von Weizsacker merupakan seorang ahli ilmu astronomi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1940, dirinya ikut mencetuskan sebuah teori yang menyatakan bahwa awal mulanya tata surya terdiri dari matahari. Kemudian matahari tersebut dikelilingi oleh sebuah kabut gas. Kandungan dalam kabut gas merupakan unsur-unsur ringan, seperti hidrogen dan helium. Hal ini menjadi sebab menguapnya kabut gas tersebut karena panas matahari. Sedangkan unsur yang berat mengalami penggumpalan dan disebut sebagai planet. 7. Teori Whipple Fred L Seorang ahli astronomi berkebangsaan Amerika, Whipple Fred Lmenjelaskan pembentukan bumi yang berasal dari kabut serta gas aneh. Kabut dan gas ini mengandung nitrogen dan kosmis, berotasi dalam sebuah piringan besar. Kabut dan gas yang berotasi menyebabkan penggumpalan massa hingga menjadi padat. Sedangkan gas yang ringan menguap di angkasa. Gumpalan padat tersebut akhirnya disebut sebagai planet. 8. Teori Pasang Surut Gas Teori ini sangatlah terkenal di kalangan para ahli pada tahun 1918. Pencetus dari teori ini adalah James Jeans dan Harold Jeffreys. Kedunya sepkat bahwa pembentukan bumi berawal dari bintang besar yang mendekati matahari, hingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada matahari berupa gas. Setelah terjadi pasang surut, matahari akan mengeluarkan gelombang raksasa yang disebabkan gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk lidah pejar tersebut akhirnya mengalami perapatan gas, hingga terpecah menjadi planet-planet, salah satunya bumi. 9. Teori Ledakan Besar Setelah bermunculan banyak teori, Big Bang atau teori ledakan besar menjadi paling populer di kalangan akademisi. Teori Big Bang menyatakan bahwa bumi telah terbentuk selama puluhan miliar tahun. Awalnya terdapat gumpalan kabut yang berputar pada suatu poros. Putaran pada poros tersebut membuat bagian yang ringan terlempar ke luar angkasa dan membentuk sebuah piring cakram raksasa. Hingga pada suatu waktu cakram raksasa yang terdiri dari kabut dan gas meledak. Ledakan besar tersebut akhirnya membentuk galaksi serta nebula-nebula. Tercatat selama 4,6 miliar tahun, nebula-nebula membeku dan menjadi galaksi, salah satunya Galaksi Bima Sakti. Kemudian bagian dari galaksi tersebut mengalami kondensasi membentuk gumpalan kecil yang dinamai planet, termasuk bumi di dalamnya. 10. Teori Kabut Nebula Teori pembentukan bumi menurut Immanuel Kant disebut juga dengan teori kabut nebula. Teori ini muncul sekitar tahun1755, kemudian disempurnakan oleh Piere de Laplace pada tahun 1796. Teori kabut nebula menjelaskan bahwa terdapat kumpulan gas bebas di luar angkasa yang disebut kabut nebula. Kemudian terjadi tarik menarik antar gas yang membentuk kabut semakin besar dan bergerak perputaran ini menyebabkan materi kabut terlempar dan terpisah. Hingga akhirnya materi yang terlempar mengalami pendinginan dan penggumpalan menjadi sebuah planet. 11. Teori Bintang Kembar Teori pembentukan bumi ini dicetuskan oleh seorang ahli astronomi yang bernama Raymond Arthur Lyttleton. Menurut Arthur, bintang kembar merupakan bagian terkecil dari sebuah galaksi. Salah satu bintang dalam galaksi meledak sehingga banyak material yang dikandungnya terlempar. Sedangkan bintang yang lain tidak mengalami ledakan karena adanya gaya gravitasi. Oleh sebab itu, sebaran material akibat ledakan bintang satunya mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak dikenal sebagai matahari, lainnya dalam bentuk pecahan akibat ledakan dikenal sebagai planet, salah satunya bumi. Susunan Interior Bumi Oh ya, Grameds, setelah kita mengetahui teori-teori pembentukan bumi, selanjutnya kita akan mempelajari susunan interior bumi itu sendiri. Nah, susunan interior bumi ini memudahkan kita untuk mengetahui bentuk bumi secara mendalam. Grameds, bumi tempat kita tinggal ini berbentuk bola tak sempurna. Jari-jari bumi diukur dari permukaan menuju pusat sekitar km. Namun, akibat rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal membuat jari-jari bumi bertambah besar di daerah ekuator. Sebaliknya, jari-jari bumi dengan nilai terkecil terdapat pada daerah kutub. Selanjutnya, untuk mempelajari susunan interior bumi maka manusia menggunakan ilmu geofisika. Geofisika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisik bumi. Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan gelombang seismik pasif yaitu, gelombang S dan gelombang P. Dari hasil pengukuran tersebut, secara umum dapat dibagi menjadi tiga bagian susunan interior bumi, yaitu 1. Kerak bumi Kerak bumi merupakan bagian terluar dari bumi. Memiliki sifat kaku dan tidak elastis. Kerak bumi sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua memiliki ketebalan 20-70 km dengan kisaran suhu 200-5000C. Komposisi penyusun kerak benua adalah silika Si, aluminium Al, natrium Na, dan kalium K, selain itu kerak benua juga bersifat asam. Selanjutnya bagian kedua disebut sebagai kerak samudera, dengan ketebalan 8-15 km. Adapun suhu kerak samudera kisaran 400-7000C. Kerak samudera bersifat basa. Oleh sebab itu, kandungan bahan penyusunnya mayoritas adalah silika Si, magnesium Mg, kalsium Ca, dan besi Fe. Densitas rata-rata kedua bagian tersebut adalah 2,7 g/cc dan 3,3 g/cc. 2. Mantel Mantel merupakan bagian kedua setelah kerak bumi. Mantel bumi terdiri atas dua bagian, yaitu mantel luar astenosfer dan manatel dalam mesosfer. Pertama, mantel luar astenosfer bersifat plastis, serta dapat bergerak layaknya fluida. Astenosfer membentang dari kedalaman 200 km hingga 660 km di bawah permukaan bumi. Sedangkan suhu dari astenosfer adalah serta memiliki densitas rata-rata 3,3 g/cc. Sebagian dari lapisan astenosfer bergabung dengan kerak membentuk lempeng bumi. Bagian inilah yang disebut dengan litosfer. Selanjutnya bagian kedua yaitu, mantel dalam mesosfer. Mesosfer memiliki sifat kaku dan basa. Kedalaman mesosfer berkisar km dengan rentang suhu serta memiliki densitas sekitar 5,7 g/cc. Kedua bagian mantel ini memiliki perbedaan sifat sehingga memunculkan bidang diskontinuitas rapetti. 3. Inti Inti merupakan bagian terdalam dari bumi. Sama halnya dengan kerak dan mantel bumi, inti juga dibagi dalam dua bagian, yaitu inti luar dan dalam. Inti luar bersifat cair, sedangkan inti dalam bersifat padat. Perbedaan sifat itulah yang membentuk gelombang elektromagnetik dan kutub bumi. Inti luar bumi berada pada kedalaman km dengan densitas 10-12 g/cc. Adapun suhu inti luar berkisar Adapun komposisi utama dari inti luar terdiri dari besi Fe, nikel Ni, dan sulfur S. Sedangkan komposisi inti dalam adalah besi Fe, nikel Ni, dan uranium U. Berbeda dengan inti luar, suhu inti dalam sangatlah tinggi, berkisar akibat dari reaksi nuklir. Suhu tersebut sangatlah tinggi, sama halnya dengan suhu permukaan bumi. Namun, lapisan inti dalam bersifat padat. Hal ini dikarenakan adanya energi gravitasi dengan memiliki densitas yang sangat tinggi pula yaitu, >12 g/cc. Proses Pembentukan Muka Bumi Grameds, pastinya tahu bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan penyusun. Seperti halnya yang telah dijelaskan di atas, bahwa bagian terluar yaitu kerak bumi merupakan tempat tinggal kita sekarang. Nah, lalu bagaimana sih sebenarnya proses pembentukan muka bumi yang kita tinggali? simak di bawah ini ya, Grameds. Proses pembentukan muka bumi disebut juga dengan proses geologis. Proses ini terdiri dari dua macam, yaitu proses dari dalam endogen dan proses dari luar eksogen. Kedua proses inilah yang membetukan muka bumi tidak rata, berikut penjelasan dari kedua proses tersebut 1. Proses Endogen Proses pembentukan muka bumi dari dalam disebut juga dengan proses endogen. Proses ini disebabkan adanya energi panas dari mantel dan kerak bumi. Energi panas yang timbul berasal dari disintegrasi unsur radioaktif mantel bumi. Hal tersebut berakibat pada munculnya fenomena-fenomena alam seperti, gempa bumi, berkembangnya benua, munculnya palung samudera dan pegunungan, aktivitas vulkanik, pembentukan bantuan dan lainnya. 2. Proses Eksogen Selain proses dari dalam atau proses endogen, pembentukan muka bumi juga dipengaruhi oleh proses eksogen. Proses dari luar atau eksogen ini merupakan tenaga pembentuk muka bumi yang bersifat merombak, memperbaiki, dan membangun. Adapun proses pembentukan terjadi di lapisan listosfer. Pada lapisan litosfer akan terjadi penggerusan atau perombakan oleh tenaga eksogen, seperti pelapukan, pengikisan, dan sedimentasi. Awal mulanya sebuah gumpalan tanah akan dihancurkan dengan pelapukan. Kemudian dikikis dan diangkut oleh air, gletser atau lainnya. Setelah itu akan terjadi pengendapan atau sedimentasi, sehingga menjadi hamparan batuan dari kasar hingga halus. Jenis-jenis Gejala Geografis dalam Kehidupan Setelah kita mengenal bumi dari awal mula pembentukannya, susunan interior serta pembentukan muka bumi, selanjutnya kita perlu tahu terkait gejala-gejala alam yang terjadi ya, Grameds. Berikut penjelasannya yaitu a gejala geografis yang terjadi di atmosfer seperti, angin, petir, awan, dan hujan; b gejala geografis yang terjadi di lapisan litosfer seperti, gempa bumi, gunung berapi, patahan, dan lipatan; c gejala geografis yang terjadi pada pedosfer yaitu, pembentukan tanah dan batuan, erosi, serta sedimentasi; d gejala geografis yang terjadi di hidrosfer seperti, banjir, abrasi, dan tsunami; dan e gejala geografis yang terjadi di biosfer seperti migrasi penduduk. Nah, itulah beberapa gejala geografis yang terjadi dalam kehidupan. Kesimpulan Dari keseluruhan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa bumi yang kita tinggali sekarang membutuhkan waktu miliaran tahun untuk terbentuk. Banyak teori yang disampaikan terkait pembentukan bumi, seperti teori big bang, laplace, bintang kembar, dan lainnya. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bagaimana proses terbentuknya bumi. Bukan hanya itu saja ya, Grameds. Bumi juga begitu kompleks, seiring dengan perkembangannya maka terjadi banyak fenomena-fenomena alam di dalamnya. Misalnya seperti pembentukan interior bumi, pembentukan muka bumi, gejala geografis serta penampakan bentang alam. Oleh sebab itu, agar dapat memahami lebih dalam materi terkait proses pembentukan bumi, gejala alam, tata surya dan lainnya, Grameds dapat membaca buku di bawah ini. Karena Gramedia akan terus menjaga semangat untuk menjadi SahabatTanpaBatas dengan menyajikan buku-buku terbaik untuk kalian semua. Penulis Mutiani Eka Astutik BACA JUGA Rekomendasi Buku Tentang Astronomi Susunan Tata Surya dan Beberapa Fakta Uniknya Sistem Tata Surya Definisi, Teori, Hingga Sistem Penyusunnya Teori Pembentukan Bumi & Teori Pembentukan Tata Surya Teori Heliosentris. Ini Penjelasan Lengkapnya ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
. 99 45 149 140 477 321 28 447

jelaskan proses terjadinya bumi menurut teori semesta quantum